Sorong - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus melakukan penanganan darurat terhadap bencana banjir yang melanda Kota dan Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Saat ini (17/9/2025),
Kementerian PU melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat telah menurunkan dua unit excavator untuk melakukan pengerukan dan normalisasi pada dua ruas sungai yang terdampak, yakni kanal Makbusun di SP 3, Distrik Mayamuk, serta Sungai Klafma di Distrik Aimasi, Kabupaten Sorong.
Upaya ini dilakukan untuk memperlancar aliran air, mengurangi genangan, sekaligus meminimalkan risiko banjir susulan di wilayah terdampak.
Identifikasi penanganan tanggap darurat pada 5 ruas sungai di Kabupaten Sorong dan 3 ruas sungai di Kota Sorong juga telah dilakukan guna pendetailan volume.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan komitmen percepatan penanganan di lapangan.
“Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir di Kota/Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat,” kata Menteri Dody.
Bencana banjir terjadi di Kota dan Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, sejak Minggu (14/9/2025) lalu.
Banjir diakibatkan curah hujan ekstrem lebih dari 150 mm/hari yang disertai pasang surut air laut, sehingga menyebabkan meluapnya aliran lima sungai utama yakni Sungai Klagison, Klasaman, Mariat, Klamalu, dan Makbusun.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat, Wempy Nauw mengatakan selain identifikasi, tim di lapangan telah melakukan pengumpulan dan pengimputan data dampak bencana, serta menyusun laporan tanggap darurat bersama Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan.
“Kami bersama Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan juga telah meninjau langsung beberapa ruas sungai yang terdampak untuk mengidentifikasi permasalahan sekaligus membuat modeling penanganan darurat maupun permanen,” kata Wempy.
BWS Papua Barat tengah menyusun rencana prioritas penanganan tanggap darurat pada ruas sungai yang menggenangi pemukiman, fasilitas umum dan lahan pertanian masyarakat.