PRISMA UMAT, Strategi Kemenag Cetak Karakter dan Ekonomi Umat Buddha yang Mandiri

Redaksi | Selasa, 23 September 2025 - 20:43 WIB


Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimas Buddha meluncurkan program pemberdayaan umat dengan menggerakkan penyuluh agama Buddha untuk mendampingi masyarakat miskin agar lebih berdaya dan mandiri.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Dok: Istimewa.

Jakarta - Pemberdayaan umat Buddha oleh Kementerian Agama (Kemenag) tidak hanya menyasar aspek ekonomi, melainkan juga pembentukan karakter dan etos hidup. Direktur Jenderal Bimas Buddha, Supriyadi, menegaskan program ini dirancang untuk membangun mindset, kedisiplinan, dan semangat kerja umat sebelum diarahkan menuju kemandirian ekonomi.

“Umat harus kita bantu bangkitkan mulai dari mindset, etika, hingga tercipta semangat untuk berdaya lebih kuat lagi. Dengan karakter yang hebat, umat akan memiliki etos hidup yang kuat untuk keluar dari kemiskinan,” ujar Supriyadi di Jakarta, Senin (22/9/2025).

Program ini merupakan bagian dari Asta Protas (Delapan Program Prioritas) Kementerian Agama yang dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar, serta selaras dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem.

Sebagai pilot project, program dijalankan di wilayah Banten dan Jakarta dengan melibatkan puluhan penyuluh agama Buddha. Mereka didorong berperan aktif sebagai fasilitator dalam mendampingi umat miskin agar lebih berdaya.

Tak hanya itu, Kemenag juga menggandeng Yayasan Karakter Eling Indonesia untuk memperkuat dimensi karakter dalam program. Ketua Yayasan Yusri Heni menegaskan, keluarga menjadi ruang pertama pembentukan etos hidup positif. “Dari keluarga, pendidikan, hingga masyarakat, semuanya berperan. Untuk umat Buddha, kita ajak berdaya dengan memulai dari keluarga,” jelasnya.

Senada dengan itu, Pembina yayasan, Melly Kiong, menyebut pembenahan pola pikir (mindset) dan perilaku sehari-hari adalah kunci membangun karakter yang berintegritas, beretos kerja, dan bergotong royong.

Dengan mengusung slogan PRISMA UMAT (Produktif, Integrasi, Sinergi, Mandiri, Akuntabel), Kemenag menegaskan pembangunan karakter menjadi fondasi utama agar umat Buddha siap menapaki kehidupan yang lebih mandiri dan sejahtera.