Jakarta - Badan Bank Tanah memperkuat komitmennya dalam mengoptimalkan aset tanah negara untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah. Salah satunya dilakukan melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam pemanfaatan sekitar 200 ribu hektare tanah tidur menjadi lahan produktif yang menunjang program hilirisasi kelapa di wilayah tersebut.
Langkah strategis ini menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan antara jajaran Badan Pelaksana Badan Bank Tanah dan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, di kantor pusat lembaga tersebut, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Dalam pertemuan itu, Badan Bank Tanah menegaskan komitmennya untuk berperan aktif membantu pemerintah daerah mengatasi permasalahan tanah tidak termanfaatkan atau tanah tidur yang berpotensi menjadi penggerak ekonomi baru di Maluku Utara.
“Badan Bank Tanah siap menjadi mitra strategis Pemprov Maluku Utara dalam menata, mengelola, dan memanfaatkan tanah-tanah tidur agar dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ujar perwakilan Badan Bank Tanah.
Optimalisasi Aset Tanah untuk Hilirisasi Kelapa
Provinsi Maluku Utara diketahui memiliki sekitar 200 ribu hektare areal penggunaan lain (APL) yang dapat dikembangkan untuk sektor produktif, khususnya perkebunan kelapa. Potensi tersebut dinilai sejalan dengan program hilirisasi kelapa yang saat ini menjadi fokus utama pemerintah daerah.
Badan Bank Tanah memandang, pemanfaatan lahan tidak produktif melalui skema Hak Guna Usaha (HGU) bagi kegiatan perkebunan kelapa akan berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan petani dan penguatan industri pengolahan hasil kelapa di tingkat lokal.
“Kami ingin memastikan tanah negara yang selama ini tidak termanfaatkan dapat menjadi basis kegiatan ekonomi baru. Dengan dukungan pemerintah daerah, kita dorong agar sektor perkebunan kelapa di Maluku Utara mampu masuk ke rantai nilai industri hilir,” tambahnya.
Sinergi untuk Pemerataan Ekonomi Daerah
Sementara itu, Gubernur Sherly Tjoanda Laos menyambut baik inisiatif Badan Bank Tanah dalam membantu optimalisasi aset lahan di wilayahnya. Ia menilai kolaborasi ini akan mempercepat realisasi program hilirisasi kelapa sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
“Kami sangat mendukung peran Badan Bank Tanah dalam membantu daerah menata pemanfaatan lahan. Ini sejalan dengan upaya kami meningkatkan produktivitas lahan dan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Melalui sinergi tersebut, Badan Bank Tanah berharap dapat menciptakan model pengelolaan lahan yang efektif dan berkelanjutan, di mana tanah negara tidak hanya dibiarkan kosong, tetapi menjadi sumber penghidupan dan pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat Maluku Utara.