Food Station Berkolaborasi dengan Gapoktan, 70.000 Ton Gabah di Pasok ke DKI Jakarta

Ardy | Selasa, 11 Mei 2021 - 10:39 WIB


Pamrihadi menjelaskan, melalui kolaborasi ini Gapoktan berperan menyiapkan pengadaan lahan dan petani. Sementara PT FSTJ melakukan pendampingan untuk mendapatkan kualitas gabah terbaik dalam proses kolaborasi yang berkeadilan di lahan yang dikerjasamakan.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kantor PT. Food Station Tjipinang Jaya (Dok.Food Station)

Jakarta - PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) bakal menerima pasokan gabah mencapai 70.000 ton dalam setahun dari 6.210 hektare lahan hasil kolaborasi dengan petani di sejumlah daerah.

Direktur Utama PT FSTJ Pamrihadi Wiraryo merinci, kolaborasi di Lampung mencakup sebanyak 900 hektare, Sidoarjo 700 hektare, Sragen 400 hektare, Demak 210 hektare, Cilacap 1.000 hektare, Subang 1.000 hektare, Karawang 500 hektare, dan Indramayu 1.500 hektare.

“Luas areal kolaborasi yang telah terealisasi melampaui luas yang ditargetkan tahun 2021 yang mencapai 6.000 hektare,” ujarnya.

Pamrihadi menjelaskan, melalui kolaborasi ini Gapoktan berperan menyiapkan pengadaan lahan dan petani. Sementara PT FSTJ melakukan pendampingan untuk mendapatkan kualitas gabah terbaik dalam proses kolaborasi yang berkeadilan di lahan yang dikerjasamakan.

“Gabah yang dihasilkan dari 6.210 hektare lahan itu diprakirakan mencapai 70.000 ton dalam setahun untuk dipasok ke DKI Jakarta,” terangnya.

Ia menambahkan, kegiatan kolaborasi dengan para gapoktan di berbagai daerah ini juga menjadi upaya PT FSTJ dalam menghidupkan perdagangan antardaerah dan untuk memastikan ketersediaan pasokan beras untuk warga Jakarta.

“Food Station menjadi off-taker untuk menyerap gabah hasil panen pada lahan yang dikerjasamakan. Tugas kami memastikan ketersediaan stok pangan agar masyarakat Jakarta tidak perlu khawatir akan kelangkaan stok, terlebih jelang Ramadan dan Lebaran,” tandasnya.

Untuk diketahui, Food Station sebagai penjamin pembelian hasil panen petani (off-taker) memberikan jaminan harga; memotong mata rantai pembelian gabah milik petani supaya petani bisa tetap sejahtera; serta kolaborasi ini dapat digunakan oleh petani untuk mendapatkan pembiayaan.