Kurleni Ukar, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf

Revitalisasi Destinasi Pariwisata

Ruli Harahap | Rabu, 07 Juli 2021 - 16:03 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : istimewa

Jakarta - Pariwisata dan ekonomi kreatif adalah sektor yang paling terdampak selama pandemi Covid-19. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) turun drastis, demikian halnya wisatawan nusantara (wisnus). Semua pun berakibat pada pendapatan/devisa negara. Bagaimana kebijakan dan langkah Pemerintah untuk mengatasinya, Majalah FIVE menghubungi Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kurleni Ukar. Berikut petikan keterangannya :

Pariwisata dan ekonomi kreatif adalah sektor yang paling terhantam kuat selama pandemi Covid-19, berdasarkan data, kunjungan wisman dan wisnus terjun bebas atau turun. Bagaimana komentar Ibu ?

Dampak pandemi Covid-19 memang memberikan magnitudo yang sangat besar terhadap ekosistem dan target pencapaian kinerja pariwisata kita. Performansi sektor pariwisata tahun 2020 mengalami kontraksi yang sangat dalam. Kunjungan wisman ke Indonesia turun 78,8% ke angka 4,05 juta kunjungan yang mengakibatkan devisa sektor pariwisata terkontraksi sangat dalam -80,82% ke angka USD 3,24M. Begitu pula dengan pergerakan wisnus yang terkontraksi -29,9% ke angka 198,2 juta perjalanan. Yang keseluruhannya berdampak pada penurunan tenaga kerja sektor pariwisata dari 14.96 juta di tahun 2019 menjadi 13,97 juta di tahun 2020.

Sektor ekraf juga mengalami kontraksi, dimana data sementara yang diperoleh tercatat bahwa PDB ekraf tahun 2020 terkontraksi -2,49%, ekspor ekraf juga ikut terkontraksi -12,93%, dan impor ekraf terkontraksi -44,83%. Hal ini menyebabkan penurunan tenaga kerja sektor ekraf dari 19,24 juta di tahun 2019, menjadi 18,76 juta di tahun 2020.

Menurut catatan Ibu, seberapa besar dampak yang dialami dari tiga subsektor ekonomi kreatif seperti arsitektur, periklanan dan kuliner selama pandemi. Dan apakah masih ada subsektor ekonomi kreatif yang tumbuh positif

Seluruh subsektor ekonomi kreatif mengalami pertumbuhan negatif, kecuali subsektor televisi dan radio dan aplikasi dan game developer. Subsektor aplikasi dan game developer di tahun 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 4.47%, sedangkan subsektor televisi dan radio mengalami pertumbuhan sebesar 10.42%. Tiga subsektor ekonomi kreatif (artistektur, periklanan dan kuliner) juga mengalami penurunan. Subsektor arsitektur dan periklanan sama-sama mengalami pertumbuhan negative sebesar -5,20%, subsektor kuliner mengalami pertumbuhan negative sebesar -3,89%.

Meskipun mengalami penurunan pertumbuhan, proporsi kontribusi subsektor kuliner, fashion, dan kriya tidak berubah signifikan. Subsektor ekonomi kreatif yang menjadi penyumbang terbesar struktur PDB dan ekspor yaitu fashion, kuliner dan kriya. Kuliner menduduki peringkat pertama menyumbang perolehan terbesar, yakni sebesar 42%, sedangkan fashion berkontribusi sebesar 18% dan kriya sebesar 15%.

Adapun peringkat tiga teratas untuk produk wisata dan ekonomi kreatif yang sekarang menjadi primadona wisatawan antara lain, nature (wisata alam), active lifestyle (aktifitas keseharian) dan kuliner. Indonesia pun saat ini sudah menjadi jawara e-commerce di Asia Tenggara. Sebab, sebanyak 52 persen transaksi e-commerce di kawasan ASEAN sepanjang tahun 2020 berasal dari Indonesia dengan nilai transaksi lebih dari Rp 172 triliun atau US$ 12,2 miliar. Produk kreatif kita sangat berpeluang untuk mendunia.

Kebijakan apa yang diambil Pemerintah di bidang pari-wisata dan ekonomi kreatif untuk merespon pandemi ini, dan menurut perkiraan ibu, pada kuartal berapa di tahun ini mulai pulih ?

Kebijakan awal yang harus dan sedang kami lakukan adalah bagaimana merevitalisasi destinasi pariwisata serta produk ekraf dalam rangka meningkatkan confidence pasar untuk mengkonsumsi. Kami juga berupaya untuk memulihkan permintaan, terutama domestik dengan bangga berwisata #diIndonesiaAja, dan kemudian upaya untuk memulihkan pasar internasional.

Setelah kedua pasar tersebut sudah pulih, kami dapat melanjutkan kembali agenda RPJMN untuk pariwisata dan ekraf. Kami berupaya memulihkan sektor ekraf sesegera mungkin melalui kampanye beli kreatif lokal, karena tingginya potensi permintaan domestik untuk sektor ini.

Untuk sektor pariwisata, kami berharap permintaan internasional dapat segera pulih dengan dimulainya pilot project pembukaan beberapa destinasi untuk wisman di semester dua nanti secara bertahap, dan dengan permintaan domestik yang terus meningkat, tentu kami berharap pemulihan pasar ini dapat segera terlaksana.

Bisa ibu jelaskan, bagaimana perkembangan koordinasi dari program Travel Coridor Arranggement untuk membuka kembali pariwisata Indonesia. Dan jika hal ini berjalan dengan baik, berapa jumlah target wisatawan mancanegara dan berapa jumlah destinasi utama yang akan dijadikan uji coba sebagai safe travel corridor ?

Ada beberapa prakondisi yang harus dipenuhi untuk suatu destinasi agar dapat dibuka dan diikutsertakan dalam program TCA/Travel bubble, antara lain Pandemi yang terkendali, terselesaikannya vaksinasi pada zona-zona prioritas, sertifikasi end-to-end CHSE, serta kesiapan destinasi dalam hal pengelolaan rute dan zona aman berwisata.

Kami berupaya melaksanakan program ini secara hati-hati, agar pariwisata nantinya dapat hadir sebagai solusi pemulihan ekonomi. Dengan demikian program ini dilakukan secara bertahap, dengan cakupan yang memiliki rentang kendali pelaksanaan yang optimal.

Kebijakan apa saja yang akan dilakukan Pemerintah guna melindungi para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air ?

Kebijakan yang dilakukan guna melindungi para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif antara lain, Pertama Pengelolaan Krisis dan Mitigasi Dampak. Sebagai salah satu sektor yang paling terdampak, diperlukan upaya serius dalam pelaksanaan manajemen krisis dan mitigasi dampak pandemi pada sektor parekraf. Beberapa bentuk manajemen krisis yang telah dilaksanakan Kemenparekraf/Baparekraf adalah koordinasi dengan Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19, dan implementasi crisis communication, yaitu memaksimalkan berbagai platform digital untuk menyebarkan informasi penanganan dampak pandemi Covid-19 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah dilakukan oleh pemerintah, serta menjaga solidaritas dan semangat para pelaku industri.

Mitigasi dampak pandemi pada para pelaku industri parekraf secara garis besar dilaksanakan melalui tiga langkah yakni perlindungan sosial, realokasi anggaran untuk pelaksanaan program 'semacam' padat karya bagi para pelaku industri, serta pemberian stimulus bagi para pelaku parekraf guna menjaga keberlanjutan usaha.

Kedua Percepatan Pemulihan. Tak dapat dipungkiri, pandemi juga memberikan dampak positif salah satunya akselerasi transformasi digital di segala lini. Oleh karena itu, Kemenparekraf mendorong para pelaku industri parekraf agar tetap produktif melalui adaptasi digital.

Ketiga Persiapan pasca pandemi. Guna menciptakan industri parekraf yang lebih crisis resilient, beberapa hal penting yang perlu dilaksanakan yaitu pembuatan tata kelola dan manajemen krisis, akselerasi transformasi dan inovasi digital, penguatan ekosistem industri dan investasi pariwisata.

Dukungan apa saja yang dilakukan Kemenparekraf terhadap lima destinasi pariwisata super perioritas Indonesia

Pengembangan lima destinasi super prioritas terus dilakukan dari berbagai aspek, sesuai arahan Presiden. Mulai dari akselerasi infrastruktur yang dikerjakan lintas sektor, implementasi CHSE, penyiapan SDM, penyiapan bebagai event hingga penyiapan produk ekraf yang mencerminkan destinasi tersebut. Lima pancaindera wisatawan harus bisa merasakan ciri khas dan keunikan dari destinasi tersebut.

Ke depan, pembangunan lima DSP perlu didukung dengan re-focusing kebijakan Pembangunan Destinasi Pemasaran - Industri - Kelembagaan kepariwisataan di lingkungan Kemenparekraf dan KoordinasiIntegrasi-Sinergi K/L terkait.