Jokowi Sebut Dunia Sedang Alami Krisis Pangan

Agung Nugroho | Kamis, 29 Februari 2024 - 11:48 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menyebutkan dunia sekarang ini sedang mengalami krisis pangan semua negara sangat berhati-hati terhadap pangan. Dok: Tangkapan layar YouTube Setpres

Bontang - Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menyebutkan dunia sekarang ini sedang mengalami krisis pangan semua negara sangat berhati-hati terhadap pangan. 

Hal itu disampaikan Jokowi dalam pidatonya saat meresmikan Panrik Amonium Nitrat di Kalimantan Timur, Kamis (29/2/2024). 

"Waktu itu kalau kita impor yang nama beras, gandum begitu sangat mudahnya dicari. Tetapi sekarang ini terdapat 22 negara yang biasanya gampang kita beli berasnya saat ini mengerem semuanya bahkan ada yang stop untuk bisa dibeli berasnya," ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan langsung melalui YouTube Setpres, Kamis.. 

Dia mengungkapkan artinya pangan kedepan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara dan produktifitas pangan di Indonesia memerlukan yang nama nya bahan baku pupuk.

"Beberapa komponen pupuk kita masih impor sehingga kemandirian itu menjadi tidak kita miliki. Oleh sebab itu saya sangat mengapresiasi dan menghargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini penting karena 21 persen amonium nitrat kita masih impor," ujar Jokowi. 

Dia berharap dengan dibangunnya pabrik amonium nitrat di Kalimantan Timur akan mengurangi dari 21 persen impor dikurangi 8 persen artinya juga masih 13 persen Indonesia masih impor. 

Jokowi mengungkapkan rasa senangnya bahwa pabrik ini telah selesai dibangun dan masih bisa menambah bahan baku pembuatan pupuk di Indonesia terutamanya NPK. 

'Kita harapkan dengan selesainya pembangunan industri Kaltim amonium nitrat ini kemandiran dan produktifitas di bidang pangan menjadi mandiri berdikari dan investasi yang ditanamkan sebesar 1,2 trilun tidak sia-sia," sambung Jokowi. 

Jokowi meminta ekspansi ini diteruskan sehingga subtitusi barang impor bisa dilakukan kalau 1,2 trilun untuk Kementerian BUMN menurutnya itu bukan uang yang besar iakan tetapi uang kecil.