Airlangga Sebut Australia Menjadi Mitra Penting Bagi RI

Kiki Apriansyah | Rabu, 06 Maret 2024 - 05:42 WIB


Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Australia telah dan akan selalu menjadi mitra penting bagi Indonesia.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan para pelaku usaha Indonesia dan Australia dalam Dialog dan Resepsi Bisnis di Park Hyatt Melbourne pada Selasa (5/3/2024). Dok: Kemenko Perekonomiam

Melbourne - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan para pelaku usaha Indonesia dan Australia dalam Dialog dan Resepsi Bisnis di Park Hyatt Melbourne pada Selasa (5/3/2024).

Indonesia memainkan peran penting dalam perdagangan dan kerja sama regional, mewakili lebih dari 50% perekonomian dan populasi ASEAN. 

“Kami adalah negara dengan perekonomian kepulauan yang luas dan terletak di jantung jalur perdagangan global, dengan bonus demografi menempatkan Indonesia sebagai pintu gerbang menuju ASEAN,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (5/3/2024). 

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Australia telah dan akan selalu menjadi mitra penting bagi Indonesia. 

Pada tahun 2023, Foreign Direct Investment (FDI) Australia di Indonesia tumbuh sebesar 4,0% atau setara USD 545,2 juta, dengan jumlah proyek yang terlibat meningkat signifikan yaitu 200,6%. Secara total, Australia berada di peringkat 10 dari 168 negara yang berinvestasi di Indonesia dan kontribusinya mencakup 1,1% dari total FDI (USD 50,268 juta) pada tahun 2023.

Dihadapan pelaku usaha Indonesia dan Australia, Menko Airlangga juga menekankan kembali visi perekonomian Indonesia 2045 sebagai negara berpendapatan tinggi dalam 20 tahun ke depan. 

“Penguatan integrasi ekonomi lintas batas memainkan peran penting dalam strategi pertumbuhan. Untuk itu, Indonesia membuka diskusi aksesi dengan OECD dan CP-TPP, mempercepat kesepakatan dengan Uni Eropa serta terlibat aktif pada Indo Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF). Instrumen-instrumen ini memberikan peta jalan yang komprehensif untuk meningkatkan investasi berkualitas dan pertumbuhan yang didorong oleh ekspor serta akan membuka kerja sama dan akses pasar ke blok-blok ekonomi besar,” tegas Menko Airlangga.

Lebih lanjut, Duta Besar Australia di Jakarta Penny Williams yang hadir dalam pertemuan tersebut juga turut menyampaikan pandangannya. 

“Pada tahun ini, hubungan diplomatik Indonesia dan Australia memasuki usia 75 tahun, dan kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan hubungan bilateral pada berbagai sektor,” sorot Dubes Penny. 

Selain itu, Dubes Penny menyampaikan bahwa Australia akan memberikan dukungan dalam aksesi keanggotaan Indonesia pada OECD dan CPTPP dan akan bekerja sama dengan lembaga terkait sebagai tindak lanjut MoU Indonesia – Kamboja Electric Vehicles.

Selanjutnya, Menko Airlangga mendorong agar terlaksana kolaborasi yang lebih kuat pada sektor-sektor penting khususnya membuka peluang dalam rantai nilai energi dan pertanian berkelanjutan, kendaraan listrik dan manufaktur teknologi, pendidikan, pemanfaatan potensi sumber daya maritim, termasuk pengembangan Proyek Ibu Kota Negara (IKN) Baru.

Pada kesempatan tersebut, Acting Chairman Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN) Yukki Nugrahawan juga menyampaikan bahwa pertemuan tersebut menjadi penanda keeratan kerja sama Indonesia – Australia. Kadin bersama mitra usaha dari Australia akan berkolaborasi dalam peningkatan hubungan kerjasama kedua negara diantaranya peningkatan kapasitas UMKM, kerja sama pasokan critical mineral, pengembangan sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045, dan menjajaki kerja sama maritim di masa depan.

Forum bisnis yang mengusung tema “Embrace the Future” terselenggara melalui kerja sama KADIN Indonesia dengan Business Council of Australia (BCA), Indonesia Australia Business Council (IABC/AIBC), Australia Chamber of Commerce and Industry (ACCI) dan Fitzpatrick Advisors.

Editor: Agung Nugroho