Said Didu Bilang Begini ke Erick Thohir Soal Utang BUMN

Marhadi | Senin, 27 Juli 2020 - 14:04 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kantor Kementerian BUMN di Jakarta (Ist)

Jakarta- Mantan Sekretaris Menteri BUMN Said Didu meminta Erick Thohir untuk blak-blakan terkait kondisi utang perusahaan pelat merah. Hal itu lantaran adanya perbedaan mengenai besaran total utang antara Kementerian BUMN dengan data di Kementerian Keuangan.

"Sebaiknya terbuka saja, jangan ada yg ditutupi. Jelas total utang BUMN termasuk dana pihak ke 3 di Bank lebih dari Rp6.000 trilun,” tulis Said Didu melalui akun Twitter miliknya, Senin (27/7/2020).

Bahkan Mantan Staf Khusus Menteri ESDM itu menyebutkan bahwa utang perusahaan pelat merah ini naik dua kali lipat sejak 2014.

"Naik lebih 2 kali lipat sejak 2014. utang BUMN 2014, termasuk dana pihak ke 3 di Bank "hanya" sekitar Rp2.400 t dan sekarang sudah di atas Rp 6.000 t," tegasnya.

Sebagai informasi, perkataan Said Didu itu merespon pernyataan staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga yang mengatakan bahwa utang BUMN saat ini sekitar Rp1.500 triliun.

“Itu utang BUMN, kalau dana pihak ketiga yang dari bank itu dalam dunia bisnis tidak dianggap utang,” kata Arya dalam acara Satu Meja yang disiarkan Kompas TV dengan tema ‘BUMN, Utak-atik dan Belenggu Politik’.

Sementara dalam kesempatan yang sama, staf khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo menyebutkan berdasarkan data terakhir 31 Desember 2019 pihaknya mencatat bahwa utang usaha perusahaan pelat merah mencapai Rp3.200 triliun.

Perbedaan data ini kemudian ikut dipertanyakan politikus PDIP, Adian Napitupulu.ia menyebutkan, dua kementerian yan menjadi acuan justru memiliki perbedaan data soal perhitungan utang milik BUMN.

“Selisihnya Rp1.700 triliun, dua kementerian yang harusnya menjadi acuan kita bersama soal akurasi data, dua-duanya beda. Ini belum pakai data bank, justru bisa sampai Rp6.070 triliun,” jelas Adian.