Teknologi dan Inovasi dari 3M Bantu Lindungi Kulit Si Kecil

Darussalam | Rabu, 01 Desember 2021 - 16:02 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kulit bayi sehat dengan skin barrier

Jakarta - Perkembangan teknologi membuat cara hidup manusia berbeda dari sebelumnya – teknologi mengubah bagaimana cara kita bekerja atau berkomunikasi. Begitu juga dengan perkembangan teknologi untuk industri kesehatan yang semakin mempermudah kehidupan masyarakat. 

Sebagai perusahaan sains global yang mengedepankan teknologi, 3M memanfaatkan keahliannya untuk menghadirkan berbagai solusi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat.

Salah satu teknologi 3M yang dihadirkan untuk pilihan perawatan kesehatan  kulit adalah teknologi lapisan pelindung kulit. 

“Sains dan teknologi merupakan dua hal yang membedakan kami dengan yang lain, sekaligus menjadi kekuatan bagi 3M untuk menghadirkan ide-ide demi menciptakan solusi inovatif yang dapat membantu kualitas kehidupan masyarakat menjadi lebih mudah dan berkualitas. 3M memiliki sejarah panjang dalam menerapkan sains dan teknologi untuk menciptakan solusi khusus bagi para konsumen kami, termasuk solusi untuk perawatan kulit dan luka untuk bayi dan anak-anak” ujar Wike Silaban, Clinical Specialist, PT 3M Indonesia.

3M Cavilon memiliki formulasi khusus dan mewakili teknologi revolusioner yang memungkinkan penggunanya untuk merawat kulit yang rusak atau melindungi kulit yang berisiko terkena iritasi. 

Perpaduan polimer 3M dan dimethicone membentuk lapisan pelindung transparan yang cepat kering, tidak lengket, tidak menyumbat atau mengurangi daya serap, tahan ketika terkena air dan dapat menjaga kelembapan kulit. 

3M memastikan ketahanan skin barrier yang lebih baik dan perlindungan terhadap iritasi kulit pada anak yang dapat disebabkan oleh paparan cairan tubuh, serta adanya gesekan pada kulit yang sensitif.

Ns. Novardian, Praktisi Keperawatan Perinatologi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menyatakan,  pada umumnya, kulit bayi lebih tipis dan sensitif daripada kulit orang dewasa yang membuat kulit bayi lebih rentan terhadap trauma dan iritasi. 

“Seperti misalnya, gangguan kulit yang paling sering terjadi pada bayi adalah ruam popok, yaitu kondisi di mana bayi usia 0-24 bulan mengalami iritasi berupa ruam kemerahan mengilap yang muncul di area kulit yang tertutup popok. Selain itu, iritasi juga dapat terjadi karena adanya gesekan pada kulit yang terjadi pada anak usia 3-18 tahun dalam penggunaan plester penutup luka,” ucap Novardian.

Para orangtua perlu memahami bahwa kulit merupakan organ tubuh yang paling luas dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pembuluh darah, sel saraf, organ di dalam tubuh serta berperan penting lainnya. 

Kulit juga sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh untuk melindungi orang dari kuman. Maka dari itu perlu mulai membiasakan diri untuk melakukan tindakan pencegahan dengan menggunakan produk yang dapat digunakan sebagai pelindung kulit yang sensitif dan mencegah iritasi.