Bertemu Menteri LHK, Delegasi Kongres AS Takjub Komitmen Indonesia Atasi Perubahan Iklim

Yapto Prahasta Kesuma | Kamis, 13 April 2023 - 17:03 WIB


Komitmen kuat Indonesia mengatasi perubahan iklim diwujudkan dengan melakukan penguatan Nationally Determined Contribution (NDC) dari first NDC tahun 2016 menjadi Update NDC tahun 2021 dan menjadi Enhanced-NDC (E-NDC) pada September 2022.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri LHK Siti Nurbaya terima kunjungan United States’ Congressional Delegation.

Jakarta - Delegasi Kongres AS yang terdiri dari Senator Jeff Merkley, Senator Chris Van Hollen, Representative Lloyd Doggett, Representative Pramila Jayapal, dan Representative Ilhan Omar dan jajaran staf mengaku takjub dengan komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.

Dalam kunjungannya ke Indonesia selama tiga hari (11 - 13 April 2023), mereka juga memuji keberhasilan Indonesia saat menjadi Presidensi G20 tahun lalu dan juga sebagai Ketua ASEAN pada tahun ini.

Senator Jeff Merkley selaku Ketua Delegasi Kongres AS mengungkapkan mereka ingin belajar dari inisiatif yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan lingkungan, seperti polusi dan pengelolaan sampah plastik.

Menteri LHK dan Delegasi Kongres AS tanam mangrove di Pesisir Jakarta.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengungkapkan jika komitmen kuat Indonesia mengatasi perubahan iklim diwujudkan dengan melakukan penguatan Nationally Determined Contribution (NDC) dari first NDC tahun 2016 menjadi Update NDC tahun 2021 dan menjadi Enhanced-NDC (E-NDC) pada September 2022.

Dengan kondisi peningkatan komitmen penurunan emisi dari yang tercantum pada NDC menjadi pada E-NDC, yaitu dari 29% menjadi 31,89% dengan kemampuan nasional (sendiri) serta dari 41% menjadi 43,2% (dengan dukungan kerjasama internasional).

"Peningkatan target NDC kami didasarkan pada kemajuan kebijakan nasional terkini terkait perubahan iklim, termasuk FOLU Net-sink Indonesia 2030, percepatan penggunaan kendaraan listrik, kebijakan B40, peningkatan aksi di sektor pengelolaan limbah, serta peningkatan target untuk sektor industri dan pertanian," ujar Menteri Siti.

Lebih lanjut Menteri Siti menjelaskan jika target penurunan emisi Indonesia dalam E-NDC disajikan untuk sektor-sektor yang meliputi Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lain (FOLU) dan Pertanian untuk sektor terkait lahan, serta Energi, Limbah dan Industri untuk sektor yang tidak terkait dengan lahan.

Sektor FOLU sendiri ditargetkan berkontribusi hampir 60% dari total target penurunan emisi nasional.

Menteri Siti memaparkan jika rehabilitasi lahan kritis termasuk lahan gambut dan restorasi mangrove merupakan prioritas Indonesia untuk mengendalikan emisi karbon.

Pada sektor energi, Indonesia mendorong berkembangnya pemanfaatan energi terbarukan, seperti geothermal, hidro power, dan panel surya sebagai sumber energi alternatif. Pemerintah juga mempromosikan kendaraan listrik dan waste-to-energy sebagai upaya pengelolaan limbah yang lebih efisien.

Seperti diketahui, Delegasi Kongres AS ingin membangun hubungan kerja sama yang kuat dengan pemerintah Indonesia, terutama Kementerian LHK.

Delegasi Kongres AS juga mendukung Indonesia yang menjalin kerjasama dengan Brazil dan Republik Demokratik Kongo sebagai tiga negara pemilik hutan tropis terbesar di dunia agar dapat berkolaborasi mewujudkan pengelolaan hutan lestari untuk mendukung pengendalian perubahan iklim.

Menteri Siti berharap pertemuan ini dapat menjadi awal kerja sama yang baik antara pemerintah Indonesia dan Kongres AS dalam mengatasi isu-isu lingkungan global.

Baca Juga

Pemerintah Kolaborasi Ciptakan Second NDC

KLHK Tekankan Urgensi Penggunaan Produk Hutan

Neraca Perdagangan Indonesia Raih Surplus 49 bulan berturut-turut

Langkah Prioritas Dirjen PSLB KLHK

Izin Tambang ke Ormas, Menteri LHK: Daripada Nyariin Proposal