Franz Magnis: Para Profesor Angkat Bicara Kritik Jokowi

Agung Nugroho | Rabu, 07 Februari 2024 - 19:55 WIB


"Para profesor yang angkat bicara mengkritik Jokowi bukan orang yang mudah bicara. Namun, karena situasi sudah genting akhirnya mereka bicara," ujar Franz Magnis.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Guru Besar Filsafat dan Etika Franz Magnis (Tengah) dalam diskusi publik dengan tema “Menyoal Langkah Mitigasi KPU Cegah Delegiitimasi Hasil Pilpres 2024”, di The Herimitage, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2024). Dok: Agung Nugroho/FIVE

Jakarta - Guru Besar Filsafat dan Etika, Franz Magnis Suseno mengatakan, sikap kampus yang beramai-ramai mengkritisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) muncul karena merasa bertanggung jawab atas situasi saat ini.

Hal tersebut dikatakan Franz dalam diskusi publik dengan tema “Menyoal Langkah Mitigasi KPU Cegah Delegiitimasi Hasil Pilpres 2024”, di The Herimitage, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2024) 

"Dunia akademik akhirnya merasa tanggung jawab, itu juga bukan kebetulan. Para profesor yang angkat bicara mengkritik Jokowi bukan orang yang mudah bicara. Namun, karena situasi sudah genting akhirnya mereka bicara," ujar Franz Magnis. 

Dia mengatakan itu bukan yang gampangnya bicara. "Kalau mereka naik, karena punya keprihatinan. Para akademisi menerima tekanan atas sikap kritis terhadap pemerintah," pungkas Franz.

Sementara itu dikesempatan yang sama Pakar Politik LIPI, Ikrar Nusa Bhakti, mengapresiasi langkah akademisi yang mengkritik Jokowi. Terlebih, kampus yang pertama mengkritik adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) yang merupakan almamater Jokowi.

Namun, dia menyayangkan, ada pihak yang seolah menantang para akademisi itu. Para dosen, guru besar, dan mahasiswa dianggap bukan kekuatan moral yang patut diperhitungkan.

"Mereka mengatakan ini adalah orang yang partisan. Padahal itu namanya kita ngomong di universitas ataupun di mana belum tentu dia seorang yang partisan. Kenapa demikian? Karena itu lah kalau gejolak hati dari para guru besar," katanya.

Sebagai informasi, perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan gelaran Pemilu 2024 terus bermunculan.

Mereka yang terdiri dari guru besar dan dosen itu juga mengkritik demokrasi yang mengalami kemunduran. Dalam beberapa hari terakhir, petisi dan kritik itu semakin meluas dan disampaikan perguruan tinggi di sejumlah daerah.

Daftar kampus yang menyampaikan seruan kritik ke pemerintahan Jokowi di antaranya adalah UGM, Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Lambung Mangkurat.

Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Padjadjaran (Unpad), Sekolah Tinggi Filsafat (STF) dan Teologi dari seluruh Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta, Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh, dan Universitas Sumatera Utara (USU

Baca Juga

Jokowi Resmikan 7 PLBN Terpadu di NTT

Jokowi Resmikan 27 Inpres Jalan Daerah di NTT

ATR/BPN Fokus Pertanahan Tetap Produktif

AHY Akan Ikuti Sidang Kabinet Paripurna Pertama Bersama Presiden di IKN

Jokowi Kecam Keras Pembunuhan Ismael Haniyeh