Menlu Retno Sebut KTT Asean-Australia Hasilkan Dua Dokumen

Agung Nugroho | Rabu, 06 Maret 2024 - 18:13 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyebutkan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean-Australia di Melbourne telah menghasilkan dua dokumen. Dok: Kemlu RI

Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyebutkan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean-Australia di Melbourne telah menghasilkan dua dokumen. Dia menjelaskan bahwa dokumen pertama yang dihasilkan dari KTT Asean-Australia, yaitu Deklarasi Melbourne atau Melbourne Declaration.

"Melbourne Declaration yang isinya adalah arah kerja sama di bidang politik-keamanan, ekonomi dan sosial budaya ke depan," katanya, dalam keterangan siaran pers yang diterima, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Selanjutnya, dia mengatakan bahwa dokumen kedua yang dihasilkan adalah Asean-Australia Leaders Vision Statement, yang isinya mengenai visi para pemimpin dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan geopolitik, geostrategi dan juga geoekonomi.

Diselenggarakan untuk memperingati 50 tahun kemitraan ASEAN dengan Australia, tema dalam KTT tersebut adalah “A Partnership for the Future”.

KTT itu sendiri secara garis besar dibagi dalam dua sesi, dengan sesi pertama membahas “Future ASEAN- Australia Cooperation” dan “The Three ASEAN Cooperation Pillars”.

Lebih lanjut Retno menjelaskan bahwa tahun lalu, Australia merilis dokumen strategi ekonomi Australia untuk Asia Tenggara, yang dibuat oleh Utusan Khusus Australia untuk Asia Tenggara Nicholas Moore

“Inti dari laporan Nicholas Moore tersebut sebenarnya merupakan sebuah pendekatan baru yang akan dilakukan oleh Australia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan Asia Tenggara."

"Di mata Australia, Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat potensial dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, kedekatan geografi tentunya, komplementaritas ekonominya, dan merupakan bagian dari upaya Australia untuk melakukan diversifikasi ekonomi,” kata Retno.

Di dalam laporan tersebut terdapat empat hal besar yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan kesadaran (raising awareness), menghilangkan hambatan (removing blockages), pembangunan kapasitas (building capacities), dan memperdalam investasi (deepening investment).

Sementara 10 sektor prioritas yang akan diprioritaskan adalah pertanian dan pangan, sumber daya alam, transisi energi bersih, infrastruktur, pendidikan dan keterampilan, pariwisata, kesehatan, ekonomi digital, layanan profesional dan keuangan, serta industri kreatif.

“Sebagai implementasi dari pendekatan baru berdasarkan laporan Moore, Australia telah meluncurkan ASEAN-Australia Center yang juga merupakan bentuk dukungan dari implementasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP),” ujar Retno.