Seminar Internasional, Ketua PII Danis Sampaikan RPJM Nasional Berakhir Akhir Desember 2025

Fuad Rizky Syahputra | Senin, 02 Desember 2024 - 15:22 WIB


Seminar yang di adakan PII bertujuan untuk mengkolaborasikan hasil riset dan inovasi dalam rangka meningkatkan ketahanan kapasitas sumber daya manusia.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Ketua Umum  Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Danis Hidayat Sumadilaga. Dok: Istimewa

Jakarta - Ketua Umum  Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Danis Hidayat Sumadilaga meberikan sambutan dalam kegiatan kegiatan seminar internasional yang bertajuk “Strategi Industrialisasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045”.

Seminar yand di adakan di Sheraton Hotel, Surabaya ini merupakan rangkaian kegiatan Kongres PII ke XXIII yang akan berlangsung di Yogyakarta, 5-6 Desember 2024 mendatang.

Dalam sambutannya Danis, menyampaikan bahwa sesuai Undang-Undang no 17 tahun 2007, pada Desember ini (2024) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) tahun 2005-2025 akan berakhir.

“Sebagain kita sadari bahwa rencana pembangunan jangka panjang nasional kita berakhir di tahun 2025. Untuk itu, guna memastikan keberlanjutan dan kesinambungan perencanaan pembangunan nasional diperlukan RPJP Nasional tahun 2025-2045 merupakan dasar hukum RPJM Nasional yang selanjutnya merupakan RPM Daerah, Renstra Kementerian dan RKPU,” ujar Danis dalam sambutannya, di Sheraton Hotel, Surabaya, Senin, (02/12/2024).

Dia mengatakan RPJP nasional 2025-2045 sudah ditetapkan melalui undang-undang No 59 tahun 2024 yakni mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yakni Indonesia sebagai NKRI yang bersatu, berdaulat, maju dan berkelanjutan.

Satu tema yang sangat penting yakni transformasi industrialisasi, yaitu hilirisasi industri berbasis sumber daya alam unggulan, industri berbasis padat karya terampil, industri berbasis padat teknologi dan inovasi.

Untuk mencapai hal tersebut, ada empat tahap yang akhir dilakukan, di antarnya meliputi: Tahap pertama 2025-2029 akan dilaksanakan penguaran ekosistem industrialisasi.

Tahap kedua yakni 2030-2034 akan dilaksanakan penguatan kompleksitas produk industri. Tahap ketiga yakni 2035-2039 merupakan penguatan daya saing industri menuju ekspansi global. Selanjutnya pada 2040-2045 Indonesia diharapkan menjadi manufacturing the world.

“Merefleksi RPJP Nasional 2005-2025 Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam berbagai bidang pembangunan. Namun demikian sebagai negara kepulauan yang besar, Indonesia masih tertinggal dalam memanfaatkan berbagai potensi yang besar dari sumber daya dan energinya. Untuk itu Insinyur Indonesia harus bekerja keras mengatasi berbagai permasalahan pembangunan,” papar Danis dihadapan peserta Seminar Internasional PII yang juga dihadiri oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono.

Dikatakan oleh Danis, sektor produktif yang merupakan kunci tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi saat ini masih relatif rendah bahkan cenderung menurun. Hal tersebut terkait dengan salah satunya yakni kualitas sumber daya manusia (SDM), yang terkait dengan riset inovasi dan kapasitas infrastruktur.

“Seminar internasional PII 2024 ini adalah upaya dalam mengkolaborasikan hasil riset dan inovasi, dalam rangka meningkatkan ketahanan kapasitas sumber daya manusia,” ujar Danis menyampaikan.

Menurut dia, sektor manufaktur dari struktur PDB nasional memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Namun saat ini sektor manufacture mengalami penurunan atau terjadi deindustrialisasi sekitar 27,4% pada 2005 menjadi 18,3% pada 2022. Penyebab kontribusi PDB menurun itu adalah adanya kelemahan sektor manufaktur, juga rendahnya produktivitas performa produksidan hal lainnya misal terkait dengan logistik dan suku bunga.

Dia melanjutkan, kemudian energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional terus meningkat, dari 4,4% tahun 2005 menjadi 12,3% pada tahun 2022. Namun hal tersebut menunjukkan bahwa masih tingginya energi yang berbahan bakar fosil.

“Transisi energi diharapkan untuk menguatkan pemanfaatan energi baru terbarukan yang bersumber dari energi air bayu, arus laut, untuk memperbaiki bauran pembangkit listrik. Pemanfaatan EBT diprediksi akan menjadi sumber utama di dunia. Teknologi EBT akan menjadi sangat kompetitif di masa mendatang,” tuturnya.

Hadapi Tantangan Zaman

Tak dipungkiri, bahwa di masa depan insinyur Indonesia khususnya akan menghadapi berbagai macam perubahan yang sangat luar biasa dan ini harus diantisipasi oleh para insinyur.

Seperti revolusi teknologi, perubahan demografi, perubahan iklim, dinamika jual kualitas, hingga GEO ekonomi.

Perubahan ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk sosial, budaya, ekonomi, serta menuntut adanya adaptasi dan inovasi yang cepat dari kita semua.

“Saya berharap bahwa melalui Seminar ini seluruh Insinyur Indonesia, buat menghasilkan sebuah strategi-strategi untuk realisasi berkelanjutan dalam mewujudkan Indonesia emas 2045. Strategi ini dapat kita sampaikan kepada pemerintah,” tutupnya.