Indonesia–Kanada Perkuat Kerja Sama Ekonomi Bilateral di Tengah Ketidakpastian Global

Kiki Apriyansyah | Rabu, 20 Agustus 2025 - 08:56 WIB


Pertemuan antara Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Dubes Kanada Jess Dutton menyoroti potensi perdagangan, investasi, dan penyelesaian perjanjian ICA-CEPA yang jadi langkah penting menuju kemitraan strategis kedua negara.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menko Airlangga Hartarto menyambut Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Jess Dutton, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (19/8/2025).

JAKARTA - Di tengah gejolak ekonomi global yang belum juga mereda, dua negara lintas benua Indonesia dan Kanada memilih untuk tidak berdiam diri. Mereka bergerak. Mereka membangun. Mereka menyusun ulang peta kerja sama ekonomi yang lebih adaptif dan strategis.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Jess Dutton, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (19/8/2025). Dalam sebuah pertemuan yang tidak hanya bersifat seremonial, melainkan memetakan arah baru bagi hubungan ekonomi bilateral kedua negara.

Lebih dari Sekadar Angka Perdagangan

Nilai perdagangan Indonesia–Kanada yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir bukan hanya statistik biasa. Bagi kedua negara, ini adalah cermin dari potensi yang belum sepenuhnya tergali. Di balik grafik naik-turun ekspor-impor, ada kebutuhan nyata untuk menciptakan hubungan dagang yang lebih berkelanjutan dan saling menguatkan.

Perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) menjadi sorotan utama. “Perjanjian ini bukan hanya membuka pasar, tapi juga membuka cara pandang baru dalam mengelola hubungan ekonomi,” ujar Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut.

Kerja Sama yang Beranjak ke Ranah Strategis

Bukan hanya perdagangan barang dan jasa, Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kerja sama investasi dan energi, sebagai pilar utama menuju ketahanan ekonomi jangka panjang.

Sementara itu, Ambassador Jess Dutton menyambut positif langkah konkret Indonesia yang berhasil menyelesaikan seluruh proses akhir ICA-CEPA. “Ini bukan sekadar dokumen, ini adalah fondasi kerja sama strategis ke depan,” tegasnya.

Dalam pertemuan itu, dibahas pula soal pencapaian Indonesia dalam negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat—tarif yang berhasil ditekan dari 32% menjadi 19%. Meski bukan bagian langsung dari hubungan Indonesia-Kanada, keberhasilan ini menciptakan preseden positif dalam diplomasi ekonomi Indonesia di kawasan internasional.

Bukan Sekadar Hubungan Dagang, Ini Soal Masa Depan

Indonesia dan Kanada tampaknya sama-sama paham: di era ketidakpastian global, kerja sama tidak lagi bisa bersifat transaksional. Diperlukan pendekatan berbasis nilai, keberlanjutan, dan visi jangka panjang.

“Kerja sama ini bukan hanya tentang keuntungan jangka pendek, tapi tentang membangun masa depan bersama—dari perdagangan hingga energi, dari keamanan hingga investasi,” tutup Menko Airlangga.

Turut hadir dalam pertemuan ini Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi, Edi Prio Pambudi, yang turut menegaskan komitmen Indonesia dalam membangun kemitraan yang setara dan visioner dengan Kanada.