Menko Airlangga Tinjau TSTH2: Dorong Riset dan Hilirisasi Hortikultura untuk Kemandirian Pangan Nasional

Kiki Apriyansyah | Jumat, 19 September 2025 - 17:26 WIB


Airlangga menyatakan TSTH2 diharapkan menjadi pusat riset bibit unggul sekaligus kawasan budidaya hortikultura berskala internasional.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menko Perekonomian Airlangga hadir didampingi sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut B. Pandjaitan, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menhut Raja Juli Antoni, Wamentan Sudaryono, serta Gubernur Sumut Bobby Nasution di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat (19/9/2025).

Sumatera Utara – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan pentingnya penguatan sektor pertanian sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus penopang stabilitas sosial masyarakat.

Hal ini disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat (19/9/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Menko Airlangga didampingi sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut B. Pandjaitan, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, serta Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.

Menurut Airlangga, sektor pertanian masih memegang peranan strategis dalam perekonomian Indonesia. Pada Kuartal II-2025, sektor ini mencatat pertumbuhan 1,65% (yoy) dan mampu menyerap 28,53% dari total tenaga kerja nasional, setara 41,60 juta orang.

“Perlu strategi terpadu yang tidak hanya menjaga produksi, tetapi juga memperkuat rantai nilai hortikultura. Mulai dari pembinaan petani, riset varietas unggul, hingga memperluas akses pasar ekspor,” ujar Airlangga.

Airlangga menekankan bahwa TSTH2 diharapkan dapat menjadi pusat riset dan pengembangan bibit unggul pertanian, sekaligus lokasi budidaya tanaman hortikultura berskala internasional. Ke depan, kawasan ini akan diarahkan untuk memperkuat hilirisasi produk pertanian, khususnya herbal, hortikultura, serta bahan baku industri farmasi dan makanan-minuman (mamin).

Kegiatan peninjauan ini juga dihadiri perwakilan dari industri mamin skala besar, seperti Unilever dan PepsiCo, guna menjajaki peluang kerja sama dengan para petani, khususnya untuk komoditas kentang dan kedelai hitam.

“Kita berharap banyak dengan hilirisasi pertanian. Hasil pertanian yang berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa teknologi dan riset pembibitan. Salah satu fokus ke depan adalah pengembangan genome sequencing serta pemanfaatan AI dan semikonduktor dalam sektor pertanian,” jelas Airlangga.

Airlangga menjelaskan, hortikultura berpotensi besar untuk mendukung pertumbuhan industri mamin, kesehatan, dan herbal. Dengan populasi Indonesia yang besar serta preferensi pasar yang beragam, nilai pasar industri mamin diproyeksikan mencapai USD109,9 miliar pada periode 2024-2025.

Sektor ini juga berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, yakni 7,2% terhadap PDB nasional dan 41,5% terhadap PDB industri nonmigas, menjadikannya subsektor terbesar di bidang industri.

“Kami mengapresiasi pembangunan TSTH2 ini karena sejalan dengan agenda pemerintah dalam mendorong kemandirian pangan nasional dan hilirisasi sumber daya alam unggulan,” tegas Airlangga.

Kemenko Perekonomian juga tengah memperkuat program Link and Match antara sektor industri dan pertanian. Tujuannya adalah memperkuat ketahanan pangan nasional, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memastikan industri mendapatkan pasokan bahan baku berkualitas.

“Kami akan terus mendorong industri yang membutuhkan bahan baku agro untuk mengembangkan bibit unggulnya. Dengan demikian, hasil riset di TSTH2 dapat langsung dihubungkan dengan kebutuhan industri,” tutur Airlangga.

Melalui sinergi pemerintah, pelaku usaha, dan petani, diharapkan TSTH2 Humbang Hasundutan dapat menjadi pusat inovasi dan pengembangan pertanian modern, memperkuat ketahanan pangan, sekaligus membawa produk hortikultura Indonesia menembus pasar global.

Baca Juga