Indonesia–Australia Sepakati Arah Baru Kerja Sama Ekonomi Hingga 2040

Kiki Apriyansyah | Rabu, 20 Agustus 2025 - 19:01 WIB


Indonesia dan Australia menyepakati penyelarasan dua strategi besar yang akan menjadi fondasi kerja sama ekonomi regional hingga 2040, membuka peluang baru di sektor perdagangan, investasi, hingga transisi energi di kawasan Indo-Pasifik.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong di Jakarta, Selasa (19/08/2025).

JAKARTA - Hubungan strategis Indonesia dan Australia kembali dipertegas lewat pertemuan tingkat tinggi antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong. Dalam agenda bilateral tersebut, kedua negara menyepakati arah baru kerja sama ekonomi regional yang akan menjadi fondasi kuat hingga tahun 2040.

Pertemuan ini tak sekadar memperkuat hubungan diplomatik, tapi juga menjadi titik temu dua strategi besar: Plan of Action for the Indonesia-Australia Comprehensive Strategic Partnership 2025-2029 milik Indonesia dan Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040 yang diusung Canberra. Penyelarasan dua dokumen tersebut diyakini akan membuka jalan lebar bagi perdagangan, investasi, hingga pengembangan kawasan ASEAN secara menyeluruh.

“Kita sedang menyusun peta jalan konkret untuk dekade mendatang. Fokus kami tak hanya ekonomi, tapi juga pada sektor-sektor strategis seperti transisi energi, ketahanan pangan, dan penguatan kapasitas SDM,” ujar Airlangga Hartarto usai pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menlu Australia Penny Wong di Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Australia pun dinilai kian aktif dalam menunjukkan komitmennya terhadap pertumbuhan ekonomi regional yang berkelanjutan. Indonesia mengapresiasi langkah tersebut, terlebih dalam konteks dukungan Australia terhadap keinginan RI untuk bergabung dalam organisasi seperti OECD dan CPTPP dua platform penting dalam kerja sama ekonomi global.

Yang menarik, pertemuan ini bukan hanya ajang pertukaran pandangan, melainkan juga membahas rencana-rencana konkret. Di antaranya adalah perluasan akses pasar, peningkatan investasi bilateral, hingga pengembangan proyek bersama yang masuk dalam dokumen Plan of Action 2025–2029. Kedua negara sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi tak boleh elitis, melainkan harus inklusif dan berakar kuat pada kerja sama kawasan Indo-Pasifik.

Tak hanya pejabat utama, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Deputi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi dan Wakil Dubes Australia untuk Indonesia, Gita Kamath menandai betapa seriusnya arah kerja sama yang dibicarakan.

Dengan sinergi dua strategi besar ini, Asia Tenggara khususnya Indonesia digadang menjadi episentrum pertumbuhan dan daya tarik baru bagi investor global. Tantangannya kini adalah menerjemahkan komitmen tersebut menjadi aksi nyata yang berdampak langsung pada rakyat kedua negara.

Australia dan Indonesia, dengan pendekatan kolaboratif yang makin solid, dipandang tengah mempersiapkan babak baru hubungan bilateral bukan hanya sebagai mitra dagang, tetapi sebagai penggerak utama stabilitas dan kemajuan ekonomi kawasan.