Badan Pangan Nasional Perkuat Stabilisasi Harga Beras di 214 Daerah

Redaksi | Rabu, 03 September 2025 - 19:27 WIB


Kalau HET beras medium di zona 1 Rp 13.500 per kilogram, Bulog hadir dengan harga Rp 12.500 per kilogram. Ini memberi masyarakat akses beras lebih murah dan diharapkan menekan harga pasar.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Dok: Istimewa.

Jakarta - Badan Pangan Nasional (NFA) menegaskan upaya stabilisasi pasokan dan harga beras terus digalakkan secara masif di berbagai daerah, khususnya di 214 kabupaten/kota yang harga berasnya masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menyatakan intervensi dilakukan melalui penyaluran beras Perum Bulog dengan harga lebih rendah dari pasar.

“Kalau HET beras medium di zona 1 Rp 13.500 per kilogram, Bulog hadir dengan harga Rp 12.500 per kilogram. Ini memberi masyarakat akses beras lebih murah dan diharapkan menekan harga pasar,” ujar Arief, Selasa (2/9/2025) di Jakarta.

Selain intervensi harga, Bulog juga menyalurkan bantuan pangan beras kepada 18,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dengan realisasi hampir 99 persen. Setiap keluarga menerima 20 kilogram beras. Program ini langsung menyasar masyarakat yang membutuhkan sekaligus menjaga daya beli di tengah dinamika harga.

Arief menambahkan, kenaikan harga beras medium dari Rp 12.500 menjadi Rp 13.500 per kilogram merupakan penyesuaian wajar mengikuti harga gabah di tingkat petani, yang kini berkisar Rp 6.500–Rp 7.000 per kilogram. Penyesuaian ini penting agar rantai usaha tani hingga penggilingan tetap berkelanjutan.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan kondisi pangan nasional berada dalam tren positif. Produksi beras hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton dan sepanjang tahun bisa menembus 34 juta ton, meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. “Tahun ini Indonesia tidak melakukan impor beras dan justru memiliki stok berlimpah,” ujarnya.

Dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras meningkat dari 51 menjadi 58. Namun, 214 kabupaten/kota masih berada di atas harga acuan pemerintah, sehingga intervensi akan diintensifkan.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, menegaskan koordinasi segera dilakukan dengan seluruh daerah terkait, khususnya 214 kabupaten/kota, untuk menindaklanjuti program stabilisasi pangan.

“Kami akan segera intervensi dan mengundang seluruh daerah serta stakeholder terkait untuk fokus pada 214 kabupaten/kota tersebut,” pungkas Ketut.