Badung - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto menghadiri sekaligus membuka kegiatan Asia Pacific Geospatial Forum 2023 yang digelar di Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali, pada Senin (06/11/2023).
Pembukaan forum yang diinisiasi oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) ini ditandai dengan pemukulan kentungan oleh Menteri ATR/Kepala BPN bersama Kepala BIG, Muh Aris Marfai; Presiden United Nations Global Geospatial Information Management for Asia and the Pacific (UN-GGIM-AP), Antonius Wijanarto; dan Pj. Gubernur yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra.
Dalam sambutannya, Menteri Hadi mengatakan bahwa data geospasial bidang tanah sangat penting karena akan digunakan sebagai basic layer untuk informasi pertanahan dan tata ruang.
Informasi geospasial berbasis bidang tanah, dikatakan Hadi Tjahjanto juga merupakan suatu keharusan dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan yang lebih bermartabat dan berkelanjutan.
Menurut Menteri ATR/Kepala BPN, berbagai informasi pertanahan dan ruang yang disiapkan Kementerian ATR/BPN antara lain berupa tata ruang provinsi dan kabupaten/kota, land ownership, land use, land value, hingga customary land.
"Informasi berbasis bidang tanah tersebut menjadi bagian sumber data yang nantinya tidak hanya dimanfaatkan secara internal, namun juga akan digunakan oleh stakeholders lainnya yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kementerian/lembaga (K/L), pemerintah daerah, dan masyarakat/swasta," jelasnya.
Berdasarkan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000, terdapat 18 dari 158 Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang menjadi tanggung jawab Kementerian ATR/BPN.
Di mana, informasi geospasial tersebut mengintegrasikan informasi geospasial lintas K/L untuk digunakan sebagai acuan oleh pemerintah dalam melaksanakan percepatan pelaksanaan pembangunan.
"Termasuk menyusun pemanfaatan ruang secara terintegrasi dan menyelesaikan kemungkinan terjadinya indikasi tumpang tindih pemanfaatan ruang," ujar Menteri ATR/Kepala BPN.
Mengingat pentingnya data informasi geospasial, Kementerian ATR/BPN telah menyusun strategi untuk mengubah kebijakan hulu bergeser ke hilir dengan melakukan pengayaan informasi derivatif agar lebih bermanfaat bagi stakeholders eksternal Kementerian ATR/BPN. Hadi Tjahjanto mengungkapkan, data pertanahan dan ruang sudah diperkenalkan melalui interface bhumi.atrbpn.go.id untuk memfasilitasi keterbukaan informasi publik.
"Geoportal Bhumi merupakan sarana yang disiapkan dalam rangka mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik dengan menyediakan peta interaktif, alat pencarian lokasi, dan informasi geospasial lainnya," lanjutnya.
Sejalan dengan tema "Embracing Geospatial Innovation for Sustainable World", kegiatan ini melibatkan dan berkolaborasi dengan praktisi serta komunitas geospasial di Asia-Pasifik dan global.
Kepala BIG, Muh Aris Marfai mengatakan, kolaborasi dilakukan agar memberikan hasil yang bermanfaat bagi kemajuan pengelolaan geospasial bagi institusi, negara, komunitas, dan dalam gambaran yang lebih besar, dunia.
"Saya sangat berharap acara ini menjadi katalis bagi kita semua untuk meningkatkan kolaborasi dan memperluas partisipasi kita dalam pengelolaan geospasial. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia yakin kita juga bisa berkontribusi dan memanfaatkan interaksi kita selama lima hari ke depan. Oleh karena itu, kita semua bersama-sama akan terus melakukan perbaikan dalam upaya pengelolaan informasi geospasial untuk menciptakan dunia yang lebih baik," kata Muh Aris Marfai.
Usai memberikan sambutan dalam pembukaan forum, Menteri ATR/Kepala BPN lanjut membuka pameran yang menampilkan pengembangan data informasi geospasial. Pembukaan ditandai dengan pengguntingan bunga oleh Menteri ATR/Kepala BPN dilanjutkan dengan peninjauan sejumlah stan pameran.