Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut satu, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku ingin mengikuti jejak Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo untuk segera mengunjungi wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Meski begitu, Cak Imin mengaku belum mengatur jadwal untuk menyambangi IKN di masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 ini. Cak Imin, saat ini baru menyelesaikan kampanye di Sumatera Utara.
"Saya ingin, ingin [ke IKN], tapi tidak tahu waktunya kapan," kata Cak Imin di Medan, Sumut, Sabtu (9/12).
Cak Imin sebelumnya mengaku lebih memilih tinggal di Jakarta daripada pindah ke IKN yang menurutnya hingga kini belum layak untuk ditinggali. Hal itu disampaikan Cak Imin usai acara Indonesia Millenial and Gen-Z Summit, di Jakarta, Minggu (26/11).
Awalnya, dalam acara itu, Cak Imin mendapat pertanyaan cepat dari moderator. Ia diminta memilih antara pindah IKN atau tetap Jakarta. Cak Imin pun memilih Jakarta.
Usai acara, awak media bertanya lebih lanjut apakah jawaban Cak Imin memilih Jakarta itu menandakan Koalisi Perubahan tidak akan melanjutkan IKN jika memenangkan Pilpres 2024.
Cak Imin berkata jawabannya itu adalah pilihan pribadi. Ia menyebut IKN saat ini belum layak ditinggali.
"Itu kan pilihan aja, lagi enak di Jakarta, tiba-tiba disuruh ke hutan, entar dulu. Itu pilihan pribadi, referensi tinggal pribadi. Kalau sekarang kan enggak layak, belum layak di sana, per hari ini," kata Imin.
Pada kesempatan lain di Depok, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyampaikan harapan agar capres nomor urut 1 Anies Baswedan tidak melanjutkan upaya pemindahan Ibu Kota ke IKN.
Syaikhu menyebut pembatalan IKN menjadi Ibu Kota Indonesia baru adalah aspirasi dari PKS yang diharapkan diakomodir oleh Anies.
"Tentu sikap ini adalah awalannya adalah sikap dari PKS sendiri. Tetapi kaitan ini apakah mau dibawa oleh Presiden atau tidak gagasan ini, mudah-mudahan ini akan juga diakomodir oleh Pak Anies dan juga bisa dipahami juga oleh partai partai yang lain," kata Syaikhu di Depok.