Stabilisasi Pangan Berhasil, NFA Targetkan Distribusi Beras Capai 10 Ribu Ton per Hari

Redaksi | Kamis, 25 September 2025 - 01:59 WIB


Badan Pangan Nasional (NFA) mencatat tren penurunan harga beras semakin meluas di berbagai daerah. Keberhasilan ini ditopang oleh distribusi beras Bulog yang kini rata-rata telah menembus 5.000 ton per hari.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Dok: Istimewa.

Jakarta - Upaya pemerintah menjaga stabilitas pangan nasional terus membuahkan hasil. Data terbaru mencatat jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras meningkat dari 132 menjadi 148 daerah, seiring masifnya intervensi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digelar di seluruh wilayah.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyebut capaian ini sebagai indikator nyata dari efektivitas penyaluran beras SPHP melalui berbagai kanal distribusi.

“Artinya penyaluran beras SPHP kita secara umum baik dan berdampak positif terhadap stabilitas pangan nasional. Tinggal kita jaga bersama dan beri perhatian khusus pada 55 kabupaten/kota yang masih mencatat kenaikan harga di atas satu persen,” ujar Arief dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Direktur Ketersediaan Pangan NFA, Indra Wijayanto, menambahkan, realisasi distribusi beras Bulog saat ini rata-rata sudah di atas 5.000 ton per hari. Namun, percepatan tetap perlu dilakukan agar sisa target sekitar 1,1 juta ton dapat terserap sepenuhnya hingga akhir tahun.
“Dengan sisa waktu sekitar 107 hari, distribusi harian perlu ditingkatkan mendekati 10 ribu ton per hari agar harga beras lebih stabil di hampir semua daerah,” jelas Indra dalam rapat koordinasi inflasi di Kementerian Dalam Negeri.

Selain intervensi beras, pemerintah juga memperkuat strategi stabilisasi pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar pemerintah daerah secara rutin. Indra menilai, jika setiap kelurahan menyelenggarakan GPM minimal sekali seminggu sesuai kebutuhan warganya, maka realisasi target distribusi beras akan lebih mudah tercapai.

Tak hanya itu, pemerintah juga menyalurkan stimulus ekonomi triwulan II berupa bantuan pangan beras 10 kilogram per bulan selama dua bulan ditambah 2 liter minyak goreng ‘Minyakita’ per bulan bagi 18,277 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). “Penambahan minyak goreng dalam paket bantuan pangan diharapkan menjadi pemicu stabilisasi harga di pasar,” ujar Indra.

Sebagai bagian dari strategi menyeluruh, NFA juga menyiapkan program SPHP jagung dengan alokasi 52.400 ton yang akan disalurkan kepada 2.109 peternak mandiri skala mikro, kecil, dan menengah. Penyaluran dilakukan hasil verifikasi bersama Kementerian Pertanian dan Bulog, dengan harga penyaluran Rp5.500/kg dan dukungan anggaran sekitar Rp78 miliar.
“Langkah ini dilakukan agar harga pakan, khususnya jagung, tetap terkendali sehingga peternak rakyat bisa berproduksi lebih baik,” tegas Arief.

NFA memastikan seluruh intervensi pangan—mulai dari beras SPHP, bantuan pangan, hingga SPHP jagung akan terus diperkuat hingga akhir tahun. Upaya ini diarahkan untuk menekan inflasi pangan, memperkuat ketahanan pangan nasional, serta menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika harga global.