Pemerintah Luncurkan Program SPHP Jagung, 2.109 Peternak Rakyat Siap Terima Manfaat

Redaksi | Jumat, 26 September 2025 - 17:19 WIB


Lonjakan harga jagung yang membebani peternak rakyat mendapat perhatian pemerintah. Badan Pangan Nasional (NFA) pun resmi menggulirkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung dengan melepas stok cadangan 52.400 ton seharga Rp5.500 per kilogram.
Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Dok: Istimewa.

Jakarta - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (NFA) resmi memulai pelaksanaan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung bagi peternak rakyat. Program ini ditugaskan kepada Perum Bulog berdasarkan surat Kepala NFA Nomor 262/TS.02.02/K/9/2025 tanggal 23 September 2025.

SPHP jagung menggunakan stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebanyak 52.400 ton yang dilepas ke peternak dengan harga Rp5.500 per kilogram. NFA menyiapkan anggaran Rp78,6 miliar dengan asumsi subsidi harga Rp1.500 per kilogram. Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menegaskan, langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar pemerintah hadir menjaga keberlangsungan usaha peternak lokal.

“Kabar baik bagi peternak unggas, mulai minggu ini SPHP jagung pakan resmi disalurkan. Dengan harga Rp5.500 per kilogram, pemerintah ingin memastikan peternak layer mandiri dan kecil tetap terlindungi,” ujar Arief saat peluncuran program di Kantor NFA, Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Program ini menyasar 2.109 peternak yang telah diverifikasi bersama Kementerian Pertanian dan Perum Bulog, terdiri atas 192 peternak mikro, 1.693 peternak kecil, dan 224 peternak menengah. Mereka tersebar di 16 provinsi, termasuk Sumatera Utara, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, hingga Sulawesi Selatan.

NFA menilai, kehadiran SPHP jagung sangat strategis di tengah harga jagung pakan yang terus melambung. Data Panel Harga Pangan NFA mencatat, per 23 September harga jagung di tingkat peternak mencapai Rp6.736 per kilogram, atau 16,14 persen di atas Harga Acuan Penjualan (HAP) sebesar Rp5.800 per kilogram. Kondisi ini turut berimplikasi pada kenaikan harga telur dan daging ayam.

“Kalau harga jagung tinggi, lambat laun akan memengaruhi harga telur dan daging ayam. Itu sebabnya kestabilan harus dijaga agar masyarakat tetap dapat mengakses protein bergizi dengan harga terjangkau,” jelas Arief.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengapresiasi peluncuran SPHP jagung. Ia menegaskan program ini penting untuk menjaga daya saing peternak rakyat. Hal senada disampaikan Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (KPUS) Kendal, Suwardi, yang menilai program ini hadir pada waktu yang tepat tanpa merugikan petani jagung.

Turut hadir dalam peluncuran SPHP jagung, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA Rachmi Widiriani, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto, serta perwakilan asosiasi peternak unggas dari berbagai daerah.