Jakarta - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat curhat ke calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo soal kondisi media kekinian. Ada dua hal yang disinggung yaitu krisis ekonomi dan etika.
Hal itu dikatakan oleh Ketua PWI Pusat, Hendry CH Bangun saat menerima kunjungan Ganjar di kantor mereka, kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (30/11).
"Sekarang ini juga sedang menghadapi krisis baik secara etika, terlebih dari secara ekonomi," kata Hendry.
Secara bisnis, dia secara khusus menyebut bahwa hampir 90 persen penghasilan media massa saat ini sudah beralih ke media sosial. Hendry pada kesempatan itu meminta Ganjar untuk menjaga kemerdekaan dan kebebasan pers.
"Hampir 90 persen penghasilan yang dulu diperoleh oleh pers itu sekarang jatuh ke media sosial atau platform yang mengelola informasi," kata dia.
Ganjar membebaskan soal kondisi media saat ini yang sedang mengalami kritis dari etika dan bisnis. Secara bisnis, dia mengatakan peralihan media konvensional ke digital saat ini belum siap secara infrastruktur.
Akibatnya, secara bisnis media tidak baik sehingga banyak yang bangkrut. Imbasnya, kemunculan media online kata Ganjar saat ini tak banyak yang kredibel.
"Secara bisnis nggak bagus. Ini belum-belum baik-baik saja. Dan banyak yang bangkrut lalu ada mhncuk baru," kata dia.
Di tengah kemunculan banyak media online tersebut, Ganjar menilai PWI harus memiliki kontrol. Sebab, faktanya di lapangan terutama di daerah media-media tersebut justru partisan.
"Tapi saya menemukan wartawan ini ada perangkat desa. Di kampung. Saya menemukan, dia kemarin kerja di satu organisasi masyarakat. Tiba-tiba jadi wartawan, tulis aja," kata dia.