Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa kualitas Cadangan Beras Pemerintah (CBP) menjadi aspek utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikannya saat melakukan peninjauan stok di Gudang Bulog Gampong Siron, Kabupaten Aceh Besar, Kamis (18/9).
Arief menyebutkan, cadangan beras bukan sekadar persoalan kuantitas, melainkan juga kualitas. “Setiap beras yang disalurkan untuk intervensi pasar, bantuan pangan, maupun penanganan bencana, harus layak konsumsi dan memenuhi standar mutu,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengelolaan CBP merupakan mandat Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 yang menempatkan cadangan pangan pemerintah sebagai instrumen kebijakan strategis. “CBP bukan hanya stok yang menumpuk di gudang, tetapi harus digunakan secara tepat untuk menjaga stabilitas pangan, harga, dan daya beli masyarakat,” kata Arief.
Saat ini, stok beras nasional tercatat aman mencapai 3,9 juta ton. Hingga 17 September 2025, realisasi penyaluran CBP telah mencapai 798,8 ribu ton. Dari jumlah itu, 374,8 ribu ton disalurkan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), 365,5 ribu ton untuk bantuan pangan, serta sisanya melalui program darurat dan alokasi anggaran lainnya.
Pemerintah juga sudah menyiapkan distribusi bantuan pangan beras pada Oktober dan November sebanyak 365,5 ribu ton untuk lebih dari 18,27 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Tidak menutup kemungkinan, bantuan tersebut akan diperpanjang hingga Desember setelah evaluasi kebutuhan dilakukan.
“Dengan stok yang cukup, masyarakat tidak perlu khawatir. Tugas kami adalah memastikan beras yang disalurkan tetap berkualitas dan sampai ke tangan yang membutuhkan,” tegas Arief.