Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan seluruh bantuan pangan berupa beras yang disalurkan melalui Perum Bulog pada periode Oktober–November 2025 dalam kondisi baik dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan, pengawasan mutu dilakukan secara ketat setelah muncul laporan mengenai 1.200 ton beras Bulog di Maluku Utara yang mengalami penurunan kualitas akibat penyimpanan terlalu lama.
“Kalau ada beras rusak, tanggung jawab ada di pimpinan wilayah, pimpinan cabang, dan kepala gudang. Setiap hari keluar masuk gudang, masa tidak tahu kondisi barang?” kata Arief, dikutip dari Antara.
Menurut Arief, faktor penyimpanan memang berpengaruh terhadap kualitas beras, terutama untuk stok lama dari tahun 2024. Untuk itu, Bulog rutin melakukan perawatan gudang, termasuk fumigasi, pembersihan dengan blower, hingga reprocessing agar beras tetap layak konsumsi. Beras turun mutu di Maluku Utara juga akan segera diproses ulang sehingga bisa didistribusikan kembali, termasuk ke wilayah terpencil.
Arief menambahkan, pengawasan bersama harus diperkuat demi menjaga kelancaran penyaluran bantuan pangan. Hingga akhir tahun ini, masih ada sekitar 1 juta ton beras yang perlu disalurkan dari total target 1,5 juta ton sepanjang 2025.
Selain menjaga kualitas beras, Bapanas juga mendorong perbaikan standar panen dan pascapanen dalam negeri. Salah satunya dengan memastikan kadar air gabah maksimal 14 persen sebelum digiling dan disimpan.
Mulai Oktober 2025, pemerintah menambah komoditas minyak goreng ke dalam program bantuan pangan reguler. Setiap penerima manfaat akan memperoleh beras 10 kilogram dan tambahan 2 liter minyak goreng bermerek Minyak Kita per bulan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, kebijakan ini ditujukan untuk menjaga daya beli sekaligus membantu pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat menjelang akhir tahun. “Target penerima bantuan ini adalah 18,3 juta KPM pada Oktober–November 2025,” ujar Airlangga usai rapat koordinasi Program Paket Ekonomi 2025 di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Program bantuan pangan ini menjadi bagian dari delapan inisiatif dalam Paket Ekonomi Semester II 2025, yang difokuskan pada penguatan daya beli, penciptaan lapangan kerja, serta perluasan investasi.