Dirut PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto

Pengerjaan Proyek Kita Kejar Sesuai Target 

ardy | Selasa, 20 Oktober 2020 - 13:56 WIB

Pemain Garuda Select, David Maulana Foto : Dirut PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto. Doc. FIVE

Jakarta - PT Jakpro diberikan kepercayaan untuk mengerjakan proyek-proyek strategis Pemprov DKI Jakarta, seperti Jakarta International Stadium (JIS), pembangunan LRT, revitalisasi Taman Ismail Marzuki dan proyek intermediate treatment facility (ITF) yaitu pengelolaan sampah menjadi listrik. 

Meski Jakarta saat ini sedang di landa pandemi Covid-19, pengerjaan proyek-proyek tersebut tetap berjalan sesuai target. Berikut ini petika wawancara wartawan Majalah FIVE dengan Dirut PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto saat di temua di ruang kerjanya:

Bisa Bapak jelaskan, apa saja Proyek-Proyek Strategis PT Jakpro di tahun ini ?

Untuk sekarang ini proyek yang sedang kita tangani yakni Jakarta International Stadium. Ini merupakan proyek mewujudkan mimpi warga Jakarta dalam memiliki stadion sepak bola bertaraf internasional dan terintegrasi dengan kawasan olahraga terpadu.

Kemudian, Jakpro juga sedang melakukan proyek pembangunan LRT.  Untuk tahap pertama sudah terealisasi dari Stasiun Pegangsaan II Kelapa Gading menuju Stasiun Velodrome, Rawamangun.

Lalu, ada proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki.  Yang menurut saya sudah tidak layak menjadi suatu center berkesenian.  Baik itu seni lukis, seni patung, seni drama maupun seni yang lainnya.

Terakhir, Jakpro ada proyek intermediate treatment facility (ITF). Ini pengelolaan sampah menjadi listrik, tapi ini kita Fokusnya ke mengelola sampah yang menjadi energi. Karena mengelola sampah itu bisa banyak manfaatnya. Bisa untuk pupuk kompos dan berbagai macam. 

Saat ini sudah sejauh mana perkembangan dari proyek-proyek tersebut ?

Untuk Proyek JIS direncanakan di bulan Oktober mencapai 38,65% dan ditargetkan di 2021 sudah selesai. Sedangkan untuk Taman Ismail Marzuki (TIM ) mencapai 42,67% di bulan Oktober, dan di selesai kemungkinan 2022. Hal ini karena memang lebih rumit,lahannya lebih sempit kemudian harus ada step-stepnya membangunnya.

Terkait dengan penolakan seniman, tanggapan Bapak?

Inikan biasalah pasti ada dinamika terjadi dalam suatu proyek. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah selesai.

Kalau untuk proyek ITF di Sunter sendiri sudah sampai sejauh mana prosesnya?

Ini proyek kerjasama antara Fortum dengan Jakpro. Hingga saat ini masih ada kendala  dalam pembiayaannya. Kita terus berupaya untuk menyelesaikan secepatnya dengan mitra terkait, bagaimana cara percepatan pembangunan power plant yang dari sampah ini.

Sekarang kita sedang tender, mudah-mudahan di bulan November, akan ada yang terpilih menjadi mitra kita untuk membangun ITF di kawasan Sunter ini. Pembangunan ITF ini bukan hanya satu, tetapi empat ITF.
Dalam satu kawasan, kemapuan kapasitas ITF hanya 2000 ton, sementara volume sampah di Jakarta mencapai 8.000 ton. Makanya perlu empat ITF.

Untuk penempatan ITF pertama itu di sunter, kira-kira untuk yang kedua dan seterusnya di mana ?

Setiap wilayah seharusnya ada. Misal, di Jakarta Utara, Jakarta, Barat, Jakarta, Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Ini akan berhubungan dengan masalah transportasi sampahnya nanti.

Seberapa jauh dampak Pandemi Covid-19 mengganggu progres pembangunan Proyek Strategis perusahaan?

Pasti ada, baik dari segi mobilisasi dan segala macam, tapi kalau dari segi pendanaan tidak ada. Karena meskipun APBD Pemprov DKI sedang turun, tetapi ada Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Proyek-proyek yang sedang kita kerjakan ini akan kita masukan kedalam program tersebut.

Jadi ini hanya kendala waktu saja tapi tetap kita kejar sesuai target. Karena proyek-proyek yang sedang kita kerjakan ini merupakan salah satu stimulus ekonomi. Intinya supaya perekonomian bisa bergerak terus di masyarakat.